“Seandainya dulu...”



“Seandainya dulu...”

Seandainya dulu, aku tidak kuliah disini, seandainya dulu aku tidak pergi kesana, seandainya dulu aku tidak bertemu dia, kita selalu saja menyalahkan keadaan dengan berujar menggunakan kata seandainya, seolah kita menutupi setiap kesalahan kita sendiri dengan menggunakan kata seandainya. 

Padahal kita dilarang keras menggerutu dengan menggunakan kata seandainya, kata seandainya menandakan kita tidak ridho dengan takdir Allah, seolah menyesali setiap takdir yang Allah tetapkan. Kita berkecil hati, berputus asa, hingga lupa bahwa Allah adalah sebaik-baiknya pemberi keputusan. 

Seperti sabda Rasulullah SAW, “............Jika engkau tertimpa suatu musibah, maka janganlah engkau katakan ‘seandainya aku lakukan demikian dan demikian’ akan tetapi hendaklah kau katakan : “ini sudah jadi takdir Allah. Setiap apa yang telah Dia kehendaki pasti terjadi. ‘Karena perkataan seandainya dapat membuka pintu syaiton” (HR.Muslim)

Hadis tersebut menandakan bahwa segala upaya dan usaha yang telah kita lakukan, jangan pernah sekalipun kita merasa lupa meminta pertolongan Apada Allah, jika apa yang kita usahakan tidak tercapai, maka kita harus tetap berhusnudzon dengan Allah. Kita harusnya menyadari bahwa pengetahuan kita amat terbatas, terhadap takdir yang akan ditetapkan untuk kita, sehingga perlu kiranya kita menyandarkan semua hajat hidup kita hanya kepada Allah. 

Dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui (Q.S Yusuf : 21 ) 

Allah tidak pernah menakdirkan sesuatu melainkan ada hikmah dibalik takdir tersebut, dan kita tidak mengetahui akan hal itu. 

“Dan kamu tidak mampu (menempuh jalan itu), kecuali bila dikehendaki Allah. Sesungguhnya Allah adalah Maha Menetahui lagi Maha Bijaksana.” (Q.S Al-Insan : 30)

Ayat tersebut mengindiasikan bahwa kehendak Allah berkaitan dengan hikmah dan ilmu. Betapa banyak perkara yang terjadi pada seseorang, namun dibalik itu ada akhir yang baik untuk seseorang tersebut. 

Kita hanya perlu berikhtiar dengan semampu kita, sembari meminta pertolongan kepada Allah. Namun jika apa yang menjadi tujuan kita gagal, dan tidak diizinkan terkabul oeh Allah. Jangan kita kemudia menggerutu dan mengatakan seandainya, karena hal tersebut hanya membuka pintu setan untuk masuk dalam diri kita, menanamkan rasa was-was,  gelisah, sedih, dan tidak bahagia, selalu merasa suudzon sama Allah. 

 238_AMALIAUTAMI  @IG : amalia22._
Tulisan keduapuluh delapan Nulisyuk Batch 57
Rabu, 14 Oktober 2020

Komentar

Postingan populer dari blog ini

HUKUM PERNIKAHAN LINTAS AGAMA

Makna Hadis tentang "Setiap Anak Terlahir Dalam Keadaan Fitrah"

BERBAGI PERAN