PEMBELAJARAN DARING BIKIN GREGET ?, SIAPA YANG SALAH ?
Covid 19 membawa pengaruh yang sangat besar disemua sektor, sejak sekitar bulan Februari masyarakat Indonesia ada yang terkonfirmasi positif, pemerintah bergerak cepat mengambil langkah paling jitu guna menangkal penularan virus covid 19 semakin meluas. Gerak masyarakat diwilayah pun dibatasi, fasilitas-fasilitas umum juga banyak yang ditutup sementara, hal itu bertujuan untuk mengurangi kerumunan, agar tingkat penularan tidak semakin meningkat.
Namun, tidak hanya dari sektor ekonomi yang menjadi terdampak, sektor pendidikan juga menjadi salah satu sektor yang kena imbasnya, banyak sekolah yang tutup sementara. Pembelajaran tatap muka ditiadakan, diganti dengan pembelajaran daring (online). Guru kelabakan, pasalnya tidak semua guru siap menghadapi metode pembelajaran baru melalui daring (online). Kita tau bahwa ada guru yang usinya diatas generasi millenial, mereka hampir rata-rata gagap teknologi. Bisa saja mereka lebih handal dalam hal penyampaian materi dan penguasaan kelas saat pembelajaran tatap muka. Tapi kalau sudah urusan teknologi bisa jadi mereka geleng-geleng kepala sampai angkat tangan.
Pembelajaran daring yang diterapkan saat pandemi memang menimbulkan pro kotra, baik itu dari pihak guru, murid bahkan orang tua, mulai dari keluhan tentang jaringan, keterbatasan ekonomi dalam memenuhi kuota internet anak, bahkan dari beban ganda yang diamanahkan orang tua saat harus menemani anaknya pembelajaran daring dari rumah.
Orang tua mengeluhkan, tidak adanya waktu luang untuk menemani ananya dirumah, karenah harus bekerja mencukupi kebutuhan hidupnya, apalagi situasi pandemi saat ini mengharuskan orang tua memutar otak mencari pundi rupiah dengan cara lain. Banyaknya PHK yang terjadi, menjadi salah satu problema orang tua, saat harus menemani anaknya pembelajaran dirumah.
Tidak hanya itu, pembelajaran daring juga tidak sepenuhnya bisa maksimal diikuti oleh anak didik seluruh wilayah indonesia. Keterbatasan akses jaringan, dan keterbatasan ekonomi membuat pembelajaran daring disetiap daerah membutuhkan berbagai macam cara. Jika dikota-kota besar, yang notabennya akses internet sangat mudah, ritel wifi sudah menjadi fasilitas umum yang bisa diakses masyarakat luas, tak akan kesulitan jika akan menikuti pembelajaran daring. Berbeda halnya dengan anak-anak dipedesaan, yang masih susah sinyal, fasilitas wifi di tempat umum juga minim sekali, belum lagi keterbatasan ekonomi orang tua dalam menyediakan media elektronik untuk anaknya.
Tidak hanya itu, guru juga mengeluhkan tingkat keefektifan pembelajaran daring. Mengapa demikian, pembelajaran daring akan membuat siswa menjadi tidak fokus dalam belajar, kurangnya pantauan orang tua saat anaknya pembelajaran daring dirumah. Padahal sekolah adalah tempat dimana siswa menimba ilmu, mengembangkan skill, dan juga mengasah jiwa sosial siswa ketika berinteraksi dengan teman sebayanya.
Jika sekolah sudah ditiadakan pertemuan secara fisik, maka siswa akan mencari tempat lain untuk memenuhi jiwa sosialnya, mereka akan cenderung tidak tertarik lagi dengan dunia sekolah, dengan kegiatan pembelajaran, budaya disiplin, motivasi belajar, mereka semua seakan lupa. Padahal kebiasaan itu diciptakan dari kegiatan yang dilakukan secara rutin dan berulang-ulang.
Lantas siapa yang salah ? Kita tidak selayaknya menyalahkan salah satu pihak, karena memang ini semua adalah ujian, kuasa Allah untuk memberikan cobaan kepada hambaNya. Yang perlu kita lakukan adalah, menjalankan peran kita semaksimal mungkin. Sambil menyiapkan pikiran dan hati yang lapang, bahwa kesabaran kita sedang diuji, perluas wawasan, dan tampung semua ilmu yang bisa memperlancar tugas dan peran kita.
Kita tak seharusnya mengutuk keadaan, itu hanya akan memperburuk mood dan mematahkan semangat kita untuk lebih produktif.
Negara kita sedang benar-benar disiapkan untuk menjadi negara yang kuat, yang hebat, yang mampu mengatasi keadaan terburuk. Hingga akhirnya mampu bangkit dan memperbaiki semuanya. Aamiin. Wallahu’alam Bishawab.
238_AMALIAUTAMI @IG : amalia22._
Tulisan ketigabelas Nulisyuk Batch 57
Selasa, 29 September 2020
Komentar
Posting Komentar