PERBAIKI NIAT
“Sesungguhnya setiap amalan itu tergantung pada niatnya. Setiap orang akan mendapatkan apa yaang ia natkan. Siapa yang hijrahnya karena Allah dan RasulNya, maka hijrahnya untuk Allah dan Rasul-Nya. Siapa yang hijrahnya karena mencari dunia atau karena wanita yang dinikahinya, maka hijrahnya kepada yang ia tuju“ (HR.Bukhari)
Jika kita membaca hadis diatas, betapa Islam sangat memperhatikan urusan hati dan niat, karena hati merupakan kunci utama setiap amalan kita, dan niat adalah ruh dari pererakan jasad kita. Jadi mulai sekarang kita perlu merenungkan kembali, setiap amalan yang kita lakukan sejatinya niatnya apakah sudah selaras ? apakah sudah benar-benar murni karena Allah, ataukah ada unsur lain yang menungganginya ? jika setiap amalan itu tergantung dari niatnya, maka dengan otomatis balasan yang kita dapatkan adalah sesuai dengan yang kita niatkan. Karena niat merupakan tolak ukur suatu amalan, diterima atau tidaknya, serta pahalanyapun juga tergantung niatnya.
Memang niat itu adalah perkara hati, yang tidak seorangpun bisa membacanya, hanya Allah yang mampu melihat isi hati seseorang, sampai pada terbesitnya hati saat berniat melakukan sesuatu. Oleh karena itu perkara niat memang urusan kita dengan Allah, dan Allah yang berhak menilai sejauh mana niat yang dilakukan seseorang dalam melakukan suatu amalan.
Seperti halnya ulama salaf, Yahya bin Katsir berkata “Pelajarilah niat, karena niat itu lebih sampai pada amal” karena menurut beliau yang akan lebih sampai pada Allah adalah niatnya dibanding dengan amal lahirianya. Jika kita akan berhijrah karena sebab orang lain, karena ingin dianggap orang sholeh atau sholehah, ingin dianggap orang baik, maka siasiaah amalan ita, dan kita hanya mendapat pujian dari kacamata orang, bukan pahala dari Allah SWT.
Maka perkara niat, memang perkara yang terlihat sepele, namun dampaknya sangat besar. Dengan niat yang baik, niat yang ikhlas, meskipun amalan itu sangat sederhana justru bisa menghasilkan pahala yang luar biasa, dan begitupun sebaliknya amalan sebesar apapun jika niatnya salah, maka hal itu hanyalah sia-sia belaka.
Niat juga yang akan membedakan makannya seorang muslim dengan non muslim. Karena jika orang muslim melakukan aktivitas makan dengan diniatkan sebagai ibadah, maka kita sebagai seorang muslim akan mendapatkan dua hal, yaitu rasa kenyang, energi bertambah, dan juga pahala kita dapatkan.
Artinya apa, aktivitas sekecil apapun, yang kita anggap paling remeh sekalipun, harus benar-benar kita tata niatnya, agar kita tidak termasuk golongan orang yang merugi karena menyianyiakan sebuah amalan.
238_AMALIAUTAMI @IG : amalia22._
Tulisan ketujuhbelas Nulisyuk Batch 57
Sabtu, 03 Oktober 2020
Komentar
Posting Komentar