KEMANTAPAN HATI AKAN DIUJI
Pernahkah kalian saat berusaha memantapkan hati pada suatu pilihan,
tiba-tiba ada masalah yang menerpa, entah itu persoalan kemantapan jodoh,
kemantapan pekerjaan, kemantapan ibadah, dan kemantapan lainnya, yang
tujuannnya adalah bermuara pada kedekatan kepada Allah. Apakah jika kita sudah
yakin pada suatu pilihan, lantas kita tidak diuji dengan pilihan itu ? tentu,
kita akan diuji dengan berbagai hal yang bisa jadi akan menggoyahan kemantapan
kita atas pilihan tersebut. Hal itu bisa berasalah dari luar diri kita, atau
bisa juga berasal dari keraguan dalam hati kita sendiri.
Namun taukah kita, ujian yang akan kita terima itu adalah bentuk
kasih dan sayangnya Allah terhadap hambanya ?
Coba kita cek dalam sebuah hadis mengungkapkan bahwa, “Jika
Allah mencintai suatu kaum, maka mereka akan diuji” (HR.At-Thabrani)
Kita diuji sesuai dengan seberapa besar kadar keimanan kita, dan
tujuan dari diujinya kita tidak lain untuk mensucikan kita dan meningkatkan
derajat kita. Bukankah setiap kesedihan, kesakitan dan kegundahan adalah bagian
dari cara Allah menggugurkan dosa-dosa kita ?
Hal itu juga diperkuat oleh Hadis Rasulullah “Tidaklah seorang
muslim ditimpa keletihan, penyakit, kesusahan, kesedihan, gangguan,kegundah
gulanaan, hingga duri yang menusuknya, melainkan Allah akan menghapuskan
sebagian dari kesalahan-kesalahannya (HR.Bukhari )
Jika semua ujian terhadap pilihan kita itu kita yakini akan
mendatangkan kebaikan dan itu merupakan skenario Allah, pasti kita akan merasa
lapang, merasa ikhlas terhadap apapun ketentuan Allah terhadap kita.
Karena kita menyadari, bahwa dalam
kehidupan ini, kita tidak akan lepas dari dua kondisi yaitu kesedihan dan
kebahagiaan. Ketika ujian datang dan menghampiri maka pada sisi kesedihan yang
saat itu kita alami, dan itu bisa terjadi kapanpun sesuai dengan kehendak Allah
SWT.
Begitupula saat kita sudah menentukan
pilihan pada sesuatu yang kita anggap baik untuk kita, kita akan benar-benar
diuji, apakah pilihan itu benar-benar mampu kita jalani, apakah pilihan itu
benar memang baik untuk kita. Karena terkadang pengetahuan kita terbatas, pada
apapun yang ada disemesta ini. Apa yang kita anggap baik, itu belum tentu
menurut Allah itu baik.
“Bisa jadi kau membenci sesuatu,
padahal ia amat baik bagimu,dan bisa jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia
amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui “ (Q.S
Al-Baqarah :216)
Bisa jadi kita tiba-tiba diuji oleh kehilangan, entah itu
pekerjaan, orang yang kita cintai atau kehilangan terhadap apapun yang kita
miliki. Terkadang kehilangan itupun juga merupakan petunjuk dari Allah, bahwa
pilihan tersebut bukanlah sesuatu yang baik, maka Allah sendiri yang akan
menunjukkan bahwa pilihan itu bukanlah merupakan takdir kita.
Yang perlu kita siapkan adalah, hati yang luas, mohon kepada Allah diberikan kesabaran, dan selalu berhusnudzon kepada Allah. Bahwa takdir Allah adalah baik, dan jika menurut kita tidak baik, yakinlah itu adalah penetahuan kita yang terbatas dalam memahami setiap takdir Allah.
Banyuwangi,
Tulisan kelima pembelajar Nulisyuk Batch 57
Senin, 21 September 2020
Komentar
Posting Komentar