HIDUP ADALAH PERGERAKAN TIADA HENTI

 

Teringat pepatah yang diungkapkan oleh Imam Syafi’i  : “Aku melihat air menjadi rusak, karena diam tertahan, jika mengalir mejadi jernih. Jika tidak mengalir, akan keruh menggenang”

Ungkapan itu seperti menjadi pelecut semangat kita. Untuk senantiasa bergerak, melakukan hal apapun yang bisa menambah poin pahala kita.  Jika bergerak dikaitkan dengan rizki, maka segala  gerak langkah yang kita lakukan, kemudian dengan gerak langkah itu Allah memberikan kecukupan, berupa harta, kesehatan, anak, istri, pekerjaan, pakaian, dan segala apapun yang dapat manusia rasakan, hal itu merupakan rezeki. Jadi bisa dipastikan konsep rezeki yang selama ini kita anggap berupa harta atau materi itu tidak sepenuhnya benar. Karena rezeki adalah semua hal yang saat ini kita rasakan, atas karunia Allah dan kehalalannya.

Jadi tidak ada pilihan lain untuk manusia selain bergerak dan terus bergerak.  Dan Allahlah yang meminta kita untuk terus bergerak, “Maka, apabila kamu telah selesai,  (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain (Q.S Alam Nasyrah : (94) : 7) 

Kita diminta bergegas, untuk segera melakukan mengerjakan suatu urusan, agar bisa mengerjakan urusan yang lain. Karena dengan begitu, waktu kita akan termanfaatkan dengan baik. Rizki yang mengalirpun sesuai dengan keaktifan kita dalam mengikhtiarkannya.

Dan bahwasannya seorang manusia tidak memperoleh (apa-apa), selain apa yang telah diusahakannya (Q.S An-Najm : 39)

Bekal bergerak yang harus kita tanamkan dalam hati adalah perasaan syukur, setidaknya syukur membuat langkah menjadi ringan, hati menjadi lebih tentram, dan emosi bisa terkontrol dengan baik, sehingga rezeki sekecil apapun akan mampu kita terima dengan Ikhlas. Bahkan jika syukur sesnantiasa menyeruak dalam hati, maka Allah akan menjamin nikmat tambahan untuk hambanya.

“Sesungguhnya, jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu..” (Q.S Ibrahim : 7)

Bersyukur kepada Allah merupakan pengakuan hambanya, bahwa segaa kenikmatan yang ada pada diri kita, adalah berasal dari Allah. Bergeraklah dengan tujuan untuk meraih kebaikan, maka rezeki akan menyertai didalamnya.  Bahkan Imam Syafi’i  menganjukan untuk merantau, merantau dalam hal mencari kebaikan kebaikan lain dibumi Allah. “Orang berilmu dan beradab tidak akan diam dikampung halaman, tinggalkan negerimu dan merantaulah kenegeri orang. Merantaulah, engkau akan dapatkan pengganti dari kerabat dan kawan. Serta berlelah-lelahlah, manisnya hidup akan terasa setelah lelah berjuang”.

Tampaknya, hidup memang persoalan bergerak tiada henti, sampai Allah mengatakan selesai, dan kau ditempatkan di alam lain. Selama kita masih diizinkan untuk bergerak, dikaruniai nafas dan kesehatan, maka bergerak adalah sebuah keniscayaan, terus bergerak dalam hal kebaikan, sehingga menambah kadar keimanan kita kepada Allah.

Banyuwangi, Selasa, 22 September 2020

238_AMALIAUTAMI  @IG : amalia22._ 

Tulisan keenam pembelajar Nulisyuk Batch 57

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

HUKUM PERNIKAHAN LINTAS AGAMA

Makna Hadis tentang "Setiap Anak Terlahir Dalam Keadaan Fitrah"

BERBAGI PERAN