PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN


BAB I
PENDAHULUAN

A.       Latar Belakang
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua proses yang berjalan sejajar dan berdampingan. Jadi proses pertumbuhan dan perkembangan tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain. Setiap makhluk hidup mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan, terutama manusia.
Pertumbuhan adalah proses pertambahan ukuran yang tidak dapat kembali ke asal (irreversibel), yang meliputi pertambahan volume dan pertambahan massa. Selain disebabkan pertambahan ukuran sel, pertumbuhan juga terjadi karena pertambahan jumlah sel.
Perkembangan adalah proses menuju tercapainya kedewasaan. Perkembangan pada manusia menyebabkan perkembangan psikis dari usia bayi, anak-anak, dan menjadi dewasa.
Banyak manfaat yang dapat diambil dari mempelajari pertumbuhan dan perkembangan manusia, terutama bagi guru untuk memahami pertumbuhan dan perkembangan anak didiknya. Maka dari itu, kami membuat makalah yang berjudul “Pertumbuhan dan Perkembangan”.

B.       Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan pertumbuhan?
2.      Apa yang dimaksud dengan perkembangan?
3.      Apa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu?
4.      Bagaimana korelasi pertumbuhan dan perkembangan seseorang dengan proses belajar?
5.      Mengapa perlu mempelajari ilmu psikologi bagi guru?

C.       Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui pengertian tentang pertumbuhan.
2.      Untuk mengetahui pengertian tentang perkembangan.
3.      Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pertmbuhan dan perkembangan.
4.      Untuk mengetahui korelasi pertumbuhan dan perkembangan seseorang dengan proses belajar.
5.      Untuk mengetahui urgensi ilmu psikologi bagi guru.

D.       Manfaat Penulisan
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua proses yang berjalan sejajar dan berdampingan. Banyak manfaat yang dapat diambil dari mempelajari pertumbuhan dan perkembangan manusia, terutama bagi guru untuk memahami pertumbuhan dan perkembangan anak didiknya. Dengan pengetahuan tentang pertumbuhan dan perkembangan, mahasiswa prodi PAI diharapkan mempunyai bekal tentang cara menempatkan diri dengan baik dalam kegiatan belajar mengajar khusunya, maupun dalam masyarakat umumnya.








BAB II
PEMBAHASAN

A.       Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan
Setiap manusia khusunya pelajar pasti akan mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan yang tidak akan dapat ditolak , terlepas dari kehendak individu yang bersangkutan. Proses tersebut berjalan dengan kodrati dan melalui tahapan-tahapan yang telah ditentukan oleh-Nya.   Pertumbuhan adalah perubahan alamiah fisik atau jasmaniah secara kuantitatif (berdasarkan jumlah atau banyaknya), dan menampakkan suatu fungsi tertentu yang baru dari organisme atau individu. Dengan kata lain pertumbuhan dapat diartikan sebagai suatu penambahan yang tampak dalam ukuran, bentuk, berat, dan proporsi tubuh serta bagian-bagiannya.
Pertumbuhan (Growth) pertumbuhan secara Biologi merupakan perubahan ukuran organisme karena bertambahnya sel-sel dalam setiap tubuh organisme yang bisa diukur dengan alat ukur.[1]
Perkembangan adalah perubahan-perubahan yang terjadi dan dialami organism atau individu menuju kedewasaannya yang berlangsung secara teratur menurut sistemnya, mengarah pada kemajuan dan berkesinambungan.
Perkembangan berkaitan erat dengan pertumbuhan (growth), kematangan (maturation), belajar (learning), latihan (training) dan perkembangan hanya dapat dilihat melalui gejala-gejalanya saja.
Perkembangan itu meliputi tiga aspek, yaitu fisik, mental-psikologi, dan sosial.Perkembangan fisik dapat dilihat melalui pertumbuhan tulang, otot-otot, system syaraf serta organ-organ tubuh.Perkembangan mental psikologis mencakup pertumbuhan mental yang berkesinambungan yang dapat dilihat melalui peningkatan kemampuan untuk memecahkan masalah serta kemampuan untuk menghasilkan ide-ide.Pertumbuhan kemampuan sosial juga bersifat berkesinambungan sampai seseorang mampu beradaptasi dengan lingkungan, atau mampu menyesuaikan diri dengan kebutuhan serta tuntutan dari lingkungan sosial di sekitarnya.[2]
Ketiga aspek tersebut saling menunjang dan berkembang tahap demi tahap sehingga muncullah kategori dalam perkembangan.Salah satu contoh pembagian tahap perkembangan manusia adalah masa bayi, batita (bawah tiga tahun), masa anak-anak, remaja, serta dewasa, dimana perkembangan tersebut membentuk pola tertentu dan ditandai oleh perubahan yang terjadi secara berkesinambungan.
Makna pertumbuhan pada hakikatnya berbeda dengan makna perkembangan.Istilah pertumbuhan digunakan untuk menyatakan perubahan kuantitatif mengenai aspek fisik atau biologis.Misalnya fisik manusia mengalami pertumbuhan dari tubuh anak-anak menjadi remaja kemudian dewasa.Bayi pada awalnya tidak bisa berjalan kemudian merangkak, berdiri, lalu dapat berjalan.Adapun istilah perkembangan digunakan untuk perubahan yang kualitatif mengenai aspek psikis atau rohani.Misalnya anak semula tidak dapat membaca dan menulis. Pada waktu masih kecil, ia mudah menangis, tetapi setelah remaja ia tidak mudah menangis. Dalam proses pertumbuhan dan perkembangan, manusia memiliki berbagai kebutuhan. Kebutuhan itu dapat dibedakan menjadi dua.Kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder. Pada awak kehidupannya bayi mengutamakan kebutuhan jasmaninya, dan tidak peduli dengan apa yang terjadi di luar dirinya. Ia sudah merasa senang bila kebutuhan fisiknya seperti makan, minum, dan kehangatan dapat terpenuhi. Dalam pertumbuhan dan perkembangan, tingkat kebutuhan terus meningkat.Ia mulai membutuhkan teman, keamanan dan seterusnya. Semakin bertambah usianya kebutuhan nonfisiknya semakin banyak, tentu saja ia akan berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidup yang beraneka tersebut. Dengan demikian terjadilah proses perkembangan dalam hal kebutuhan, baik yang bersifat fisik maupun nonfisik. Pertumbuhan fisik selalu diikuti oleh perkembangan aspek kejiwaan atau psikisnya.[3]

B.       Tahap-Tahap Pertumbuhan dan Perkembangan
Setiap manusia akan mengalami perubahan fisik yang meliputi pertumbuhan sebelum lahir dan pertumbuhan setelah lahir. Dan perkembangan non fisik yang meliputi perkembangan intelek, emosi, sosial,bahasa, bakat khusus, sikap, nilai dan moral.
1.    JJ Rousseau mengembangkan teori tentang tahap perkembangan seseorang. Menurutnya, perkembangan manusia melalui empat tahap utama, yaitu:
a)    Masa bayi (sejak lahir sampai usia sekitar 2 tahun).
b)   Masa anak-anak (usia 2-12 tahun).
c)    Masa anak-anak akhir ( usia 12-15 tahun).
d)   Tahap dewasa ( 15 tahun ke atas).
2.    Perkembangan manusia sepanjang rentang kehidupannya menurut Papalia dan Olds:
a)    Periode prenatal (saat konsepsi sampai dengan sesaat sebelum kelahiran).
b)   Periode bawah tiga tahun (mulai kelahiran sampai dengan usia 3 tahun).
c)    Periode anak-anak awal ( usia 3-6 tahun).
d)   Periode anak-anak madya (usia 6-12 tahun).
e)    Periode remaja ( usia 12-20 tahun).
f)    Periode remaja awal (usia 20-40 tahun).
g)   Periode dewasa akhir (usia 65 tahun ke atas).
3.    Perkembangan manusia menurut Aristoteles:
a)    Periode anak kecil (kleuter), usia sampai 7 tahun.
b)   Periode anak sekolah, usia 7 sampai 14 tahun.
c)    Periode pubertas (remaja), usia 14 sampai 21 tahun.
4.    Perkembangan manusia menurut Kohnstamm:
a)    Masa vital (penyusu), sampai usia satu setengah tahun.
b)   Masa anak kecil (estetis), usia satu setengan sampai 7 tahun.
c)    Masa anak sekolah (intelektual), usia 7-14 tahun.
d)   Masa remaja, usia 14 -21 tahun.
e)    Usia dewasa (matang), usia 21 tahun ke atas.
5.    Tahapan dalam rentang kehidupan secara umum:
a)    Pertumbuhan Dan Perkembangan Prakelahiran
1). Fertilisasi (Pembuahan)
Pada proses ini terjadi pembuahan antara sel telur dan sel sperma yang menghasilkan zigot, secara genetik bisa laki-laki atau perempuan. Dari satu sel tumbuh menjadi dua sel, empat sel, dan seterusnya. Sel-sel ini akanmembentuk tubuh embrio dan organ internal, organ luar, sakus amnio, dan chorion.
2).  Hari ke 6-9
Pada fase ini, embrio akan menanamkan diri atau menempel pada rahim ibunya.
3). Minggu ke-2
Di sini terjadi pertumbuhan pertama sel-sel otak embrio.Tubuh embrio terbentuk menjadi 3 lapisan. Lapisan luar (eksoderm) akan berkembang menjadi lapisan luar kulit dan sistem saraf. Lapisan tengah (mesoderm) akan berkembang menjadi pembuluh darah, tulang, kartilago, dan otot. Lapisan dalam (endoderm) akan berkembang menjadi organ-organ dalam dan kelenjar-kelenjar.


4). Minggu ke-3
Jantung embrio mulai berdenyut, semula hanya memiliki 1 ruang.Organ ini masih mengalami pertumbuhan dan perkembangan sampai seluruhnya dapat berfungsi sepenuhnya.Otak dan tulang belakang terpisah. Otak terbagi menjadi tiga segmen, yaitu otak depan, otak tengah, dan otak belakang. Plasenta dan anggota badan, seperti lengan dan kaki mulai terbentuk.
5). Minggu ke-4
Sirkulasi dari dan ke plasenta dimulai.Plasenta adalah organ sistem sirkulasi antara ibu dan embrio.Melalui plasenta ini, ibu memberi nutriens dan oksigen ke embrio. Tumbuh jari-jari pada tangan, memiliki kaki, paha, dan alat organ dalam mulai tumbuh, seperti: lidah, esofagus, dan lambung. Selain itu, ginjal, hati, kantung empedu, dan pankreas berkembang untuk beberapa hari.Paru-paru mulai berkembang, kelenjar tiroid, dan lainnya terbentuk.Muka, organ indera, dan organ reproduksi mulai terbentuk.
6).  Minggu ke-5
Bagian-bagian otak mengalami spesialisasi fungsi.40 hari gelombang otak bisa dideteksi.Telah terbentuk palate (lapisan dalam antara mulut dengan lidah), lengkap dengan ujung gigi.Wajah sudah menyerupai bentuk wajah manusia.Pada minggu ini, embrio mulai bergerak.Pergerakan awal ini penting untuk perkembangan kesehatan otot.
7). Minggu ke-6
Aktivitas sistem saraf bisa dicatat.Embrio terlihat seperti bayi miniatur dan kepala terlihat lebih besar karena pertumbuhan otak cukup cepat.Jari-jari embrio sudah jelas.Wajah dan bibir-bibir sensitif terhadap sentuhan.Beberapa sistem organ, seperti jantung dan sistem saraf (otak) siap berfungsi.Jari kaki sudah jelas.
8). Minggu ke-7
Embrio telah menjadi fetus karena telah selesai proses organ-ogenesis (perkembangan dan pembentukan organ). Alat genital fetus sensitif terhadap sentuhan.Penutup mata mulai terbentuk (pelupuk mata).
9). Minggu ke-8
Fetus telah sanggup mempertahankan kedudukan wajahnya dan posisi menghisap ibu jari, membuat gerakan bernapas dan gerakan menelan.Telapak tangan dan telapak kaki fetus sensitif terhadap sentuhan.Indera penciuman mulai berkembang.Gerakan fetus biasanya konstan, dapat melangkah, menendang, jungkir balik, meregangkan badan, dan menggerakkan lengan.
10). Minggu ke 11 - 13
Sumsum tulang mulai memproduksi sel darah putih. Organ reproduksi luar tampak. Minggu ke 11, penis dan klitoris tampak sama. Bagian dalam telinga terbentuk, kemungkinan fetus bisa mendengar. Tulang mulai mengalami proses osifikasi, menjadi keras seperti tulang orang dewasa, namun fetus masih memiliki tulang yang lunak. Indera pengecap berkembang.
11). Minggu ke-14
Fetus bereaksi terhadap suara dan ada reaksi bila mendengar.Fetus bisa merasakan emosi ibu saat senang dan sedih.Ibu bisa merasakan tendangan fetus yang kuat.
12).Minggu ke 15 16
Sidik jari fetus telah ada, saraf telah dilapisi myelin, dan seluruh tubuh fetus sensitif terhadap sentuhan.


13). Minggu ke-19
Bayi masih berumur muda.Bila lahir pada saat ini, rentan terhadap infeksi, sistem imun (kekebalan tubuh) belum sempurna, dan kemungkinan ada masalah dalam pernapasan.
14. Minggu ke-24
Pada umur ini, bila bayi lahir kemungkinan bisa bertahan hidup di luar rahim.
15).Minggu ke-38
Biasanya bayi lahir pada umur ini.Paru-paru bayi telah berfungsi sepenuhnya dan sistem imun siap untuk menghadapi dunia luar.
b)   Pertumbuhan Dan Perkembangan Pascakelahiran
1). Masa Bayi
Masa Pada saat bayi lahir, gigi susu serta gigi seri telah ada pada gusi. Namun, gigi susu biasanya tumbuh pada usia enam bulan atau tujuh bulan. Gigi bawah tumbuh lebih dulu daripada gigi atas. Geraham pertama muncul antara umur 12  dan 16 bulan, kemudian gigi taring menyusul.
        Pada usia 1 bulan, bayi mulai membalikkan kepala, belajar memfokuskan mata, serta mengkoordinasikan mata dengan mengikuti benda bergerak. Usia 2 bulan mulai tersenyum.Selanjutnya, bayi mengkoordinasikan tangan untuk memegang benda.
        Umur 3 bulan, bayi sudah mulai belajar bersuara.Umur 6 bulan bayi sudah mulai dapat membedakan antara orang yang dikenalnya dan orang asing.Memasuki umur 7 bulan, bayi mulai berputar, duduk, kemudian merangkak, belajar berdiri sambil berpegangan.Selanjutnya, berdiri tanpa berpegangan di akhir tahun pertama.Selain itu, mulai belajar meniru bermacam-macam bunyi yang memiliki arti tertentu.
         Tahun kedua, telah mengetahui hubungan dirinya dengan keluarga, dan ingin mengetahui semuanya. Antara umur 1-3 tahun, bayi belajar memusatkan perhatian dan minat pada benda-benda, belajar untuk tidak tergantung pada orang lain. Perasaan cemas dan takut mulai ada.Belajar lebih cepat, dapat berjalan, mulai belajar bicara, menyelidiki rumah dan sekitarnya, serta belajar makan sendiri.
         Antara umur 3–6 tahun, sifat keingintahuan sangat menonjol.Banyak bertanya, kemampuan pengamatan bertambah dengan teratur sehingga mulai mampu memecahkan teka-teki sederhana.Angan-angan anak berkembang pesat, penuh imajinasi, misalnya teman main pura-pura, ayah khayalan, dan meniru orang tua.
2). Masa Anak-anak
               Menjelang usia 6-11 tahun, mula-mula pertumbuhan badan terjadi secara cepat, kemudian melambat. Anak mulai tidak tergantung orang tua, mulai berkembang akal pengendalian diri.Membentuk kelompok dan kumpulan tersendiri.Mulai berminat pada perilaku yang baik, dan teratur.Kecerdasan dan pengertian berkembang, menyadari pentingnya belajar, mulai mengembangkan cara-cara baru dalam membaca dan belajar.
3). Masa Remaja dan Masa Pubertas
           Pada masa remaja terjadi perubahan dalam pertumbuhan fisik yang meliputi pertumbuhan dan kematangan kepribadian.Masa ini merupakan tahap manusia menuju kedewasaan sering disebut dengan masa pubertas.
           Dalam masa pubertas ini, pertumbuhan badan terjadi sangat cepat, masa ini adalah masa pematangan, baik pada laki-laki maupun perempuan.Saat masa pubertas inilah laki-laki dan perempuan telah mampu menghasilkan sperma dan ovum (sel telur) yang ditandai dengan ciri-ciri seks sekunder.
           Masa pubertas pada perempuan biasanya terjadi pada usia 12-14  tahun. Perempuan akan bertambah tinggi dan badan yang gemuk menjadi ramping dengan cepat.
Ciri-ciri seks sekunder pada perempuan yang dapat dilihat, misalnya payudara membesar, panggul membesar, rambut tumbuh di sekitar alat kelamin dan ketiak, kadang timbul jerawat.Selain itu, kematangan organ reproduksi ditandai dengan mendapatkan haid (menstruasi) yang pertama.Hal ini menandai adanya pelepasan pertama ovum dari indung telur.Pertambahan tinggi badan melambat.
Masa pubertas pada laki-laki terjadi antara umur 14-16 tahun.Pada masa ini kematangan organ reproduksi ditandai dengan terbentuknya sperma dan terjadi pengeluaran sperma pada saat tidur (mimpi basah).
Cirri-ciri seks sekunder pada laki-laki, misalnya tumbuh rambut di sekitar alat kelamin, ketiak, tumbuh kumis, jenggot, tumbuh jakun, suara membesar dan dada menjadi bidang. Setelah usia 14 tahun, pertambahan tinggi akan berkurang atau melambat. Pada masa pubertas kecerdasan berkembang cepat, kecepatan dan ketepatan keterampilan motorik menonjol, dan perkembangan mental terbentuk.
4). Masa Dewasa
       Masa dewasa berlangsung kira-kira 18 tahun- 60 tahun.Pada masa dewasa, pertumbuhan tinggi badan pada manusia berhenti. Secara psikologis, manusia sudah matang dalam pemikiran mulai sadar akan tanggung jawabnya. Memikirkan pentingnya pekerjaan dan pendidikan demi masa depan, juga rencana untuk berkeluarga.
5). Masa Tua (Manula)
Manusia tidak selamanya berada dalam puncak  kekuatan. Menjadi tua adalah proses yang biasa dialami semua makhluk hidup, termasuk manusia. Manusia lanjut usia sering disebut manula.Pada masa usia lanjut ini, kekuatan tumbuh tulang berkurang. Jika cedera susah sembuh.Keadaan keseimbangan metabolisme tubuh berkurang, penyembuhan luka berkurang kecepatannya, kerja organ-organ tubuh menurun, berkurangnya elastisitas kulit, dan rambut memutih.
Pada wanita umur 40-50 tahun mengalami menopause, yaitu berakhirnya kemampuan organ reproduksi menghasilakan ovum. Pada laki-laki kmampuan seksual kemungkinan menurun.
Penurunan yang teratur dalam hal penciuman, pendengaran, penglihatan, dan ingatan. Pada masa usia lanjut sering terjadi gangguan kesehatan. Hal ini tergantung pada manusia, bagaimana memelihara dan menjaga kesehatan tubuhnya.Masa ini, tanggung jawab manusia biasanya sudah berkurang.

C.       Ciri-ciri Pertumbuhan dan Perkembangan
1.      Ciri-Ciri Pertumbuhan.
a)   Dalam pertumbuhan akan terjadi perubahan ukuran dalani hal bertambahnya ukuran fisik, seperti berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, lingkar lengan, lingkar dada, dan lain- lain.
b)   Dalam pertumbuhan dapat terjadi perubahan proporsi yang dapat terlihat pada proporsi fisik atau organ manusia yang muncul mulai dari masa konsepsi hingga dewasa.
c)   Pada pertumbuhan dan perkembangan terjadi hilangnya ciri-ciri lama yang ada selama masa pertumbuhan, seperti hilangnya kelenjar timus, lepasnya gigi susu, atau hilangnya refleks-refleks tertentu.
d)  Dalam pertumbuhan terdapat ciri baru yang secara perlahan mengikuti proses kematangan, seperti adanya rambut pada daerah aksila, pubis, atau dada.

2.      Ciri-Ciri Perkembangan.
a)   Perkembangan selalu melibatkan proses pertumbuhan yang diikuti dari perubahan fungsi, seperti perkembangan sistem reproduksi akan diikuti perubahan pada fungsi alat kelamin.
b)   Perkembangan memiliki pola yang konstan dengan hukum tetap, yaitu perkembangan dapat terjadi dari daerah kepala menuju ke arah kaudal atau dari bagian proksimal ke bagian distal.
c)   Perkembangan memiliki tahapan yang berurutan mulai dari kemampuan melakukan hal yang sederhana menuju kemampuan melakukan hal yang sempurna.
d)  Perkembangan setiap individu memiliki kecepatan pencapaian perkembangan yang berbeda.
Perkembangan dapat menentukan pertumbuhan tahap selanjutnya, di mana tahapan  perkembangan harus melewati tahap demi tahap.

D.       Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan dapat dibedakan menjadi faktor dari dalam dan faktor dari luar tubuh.
1.        Faktor endogen (Internal)
Faktor dalam yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan berasal dari dalam tubuh makhluk hidup sendiri. Faktor Endogen adalah faktor-faktor yang dimiliki anak semenjak dilahirkan, implisit sifat-sifat keturunan (Heradity), sifat-sifat pembawaan (temperamen) dan soal bakat (talent).Sifat-sifat heredity (keturunan) yaitu segala sifat yang didapat anak (keturunan dari ayah atau ibu, orang tua biologis).
Faktor endogen  juga bisa disebut faktor atau sifat yang dibawa oleh individu sejak dalam kandungan hingga saat dilahirkan. Jadi faktor endogen merupakan faktor keturunan atau faktor bawaan.  Sebagai faktor keturunan yang merupakan penalaran dari gen yang diturunkan, maka tidaklah mengherankan kalau faktor endogen yang dibawa oleh individu itu mempunyai sifat-sifat seperti orang tuanya. Ini berarti bahwa keadaan atau sifat-sifat dari anak itu tidak meninggalkan sifat-sifat dari orang tuanya.
Kita mengenal bahwa faktor-faktor endogen yang nampak pada saat individu itu dilahirkan, adalah adanya sifat-sifat tertentu yang berhubungan dengan faktor kejasmanian, misalnya warna kulit, warna dan jenis rambut, rupa wajah, golongan darah, dan sebagainya. Faktor pembawaan yang berhubungan dengan keadaan jasmani pada umumnya tidak dapat diubah begitu saja, dan merupakan faktor dasar dalam ciri fisik individu.
Disamping itu individu juga mempunyai sifat-sifat pembawaan psikologik yang erat hubungannya dengan keadaan jasmani yaitu temperamen. Temperamen merupakan sifat-sifat pembawaan yang erat hubungannya dengan struktur kejasmanian seseorang, yang berhubungan dengan fungsi-fungsi fisiologik seperti darah, kelenjar-kelenjar, cairan-cairan lain, yang terdapat dalam diri manusia. Temperamen berbeda dengan karakter atau watak.
Karakter atau watak merupakan keseluruhan dari sifat seseorang yang nampak dalam perbuatannya sehari-hari, sebagai hasil bawaan maupun lingkungan. Temperamen pada umumnya bersifat konstan, sedangkan watak atau karakter lebih bersifat tidak konstan, dapat berubah-ubah sesuai dengan pengaruh lingkungan. Beberapa faktor endogen yang mempengaruhi perkembangan individu :
a.    Periode dan Masa Perkembangan
Perkembangan manusia berlangsung secara berurutan atau berkesinambungan melalui periode atau masa. Menurut Santrock (2010) period perkembangan itu terdiri atas tiga periode, yaitu: anak (childhood), remaja (adolescence), dan dewasa ( adulthood). Dari ketiga periode itu diklasifikasi lagi menjadi beberapa periode, yaitu :


1)   Periode Sebelum Kelahiran (Prenatal)
Periode ini merupakan kehidupan individu dimulai dari masa konsepsi (pembuahan) hingga kelahiran, sekitar 9 bulan dalam kandungan.Periode ini merupakan saat pertumbuhan yang sangat luar biasa, dari satu sel tunggal (yang beratnya kira-kira1/20 juta ons) menjadi organisme yang sempurna dengan kemampuan otak dan tingkah lakunya.
Menurut Hurlock (Alih Bahasa Istiwidayanti dkk., 1990) perhatian terhadap perkembangan pra kelahiran dimulai pada 1940, yang sebelumnya tidak menjadi kajian para ahli.Periode ini meskipun relative singkat namun memiliki arti penting bagi perkembangan selanjutnya.Ada enam ciri penting masa pra kelahiran, yaitu sebagai berikut.
a)   Pada saat ini sifat-sifat bauran, yang berfungsi sebagai dasar bagi perkembangan selanjutnya di turunkan sekali untuk selamanya.
b)   Kondisi-kondisi baik dalam tubuh ibu dapat menunjang perkmbangan sifat bawaan, sedangkan kondisi yang tidak baik dapat menghambat perkembangnnya, bahkan sampai mengganggu pola perkembangan yang akan datang.
c)   Jenis kelamin individu yang baru diciptakan sudah dipastikan pada saat pembuahan, dan kondisi-kondisi pada tubuh ibu tidak akan memengaruhinya, sama halnya dengan sifat bawaan.
d)   Perkembangan dan pertumbuhan yang normal lebih banyak terjadi selama periode prantal dibandingkan dengan periode-periode lain dalam seluruh kehidpan individu.
e)   Periode pra kelahiran merupakan masa yang banyak mengandung bahaya, baik fisik maupun psikologis.
f)    Periode pra kelahiran merupakan saat di mana orang-orang yang berkepentingan membentuk sikap-sikap pada diri individu yang baru diciptakan.
2)   Periode Bayi
a)    Periode bayi merupakan masa perkembangan yang merentang dari kelahiran hingga 18 atau 24 bulan. Masa ini ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut.
Masa dasar pembentukan pola perilkau, sikap, dan ekspresi emosi.
b)   Masa pertumbuhan dan perubahan berjalan cepat, baik fisik maupun psikologis.
c)    Masa kurangnya ketergantungan.
d)   Masa meningkatnya individualitas, yaitu saat bayi mengembangkan hal-hal yang sesuai dengan minat dan kemampuannya.
e)    Masa permulaan sosialisasi.
f)    Masa permulaan berkembangnya penggolongan peran seks, seperti terkait dengan pakaian yang di pakaikannya.
g)   Masa yang menarik, baik bentuk fisik maupun perilakunya.
h)   Masa permulaan kreativitas.
i)     Masa berbahaya, baik fisik (seperti kecelakaan) atau psikilogis (karena perlakuan yang buruk).
3)   Periode Awal Anak
Periode awal anak adalah periode perkembangan yang merentang dari akhir masa bayi hingga usia 5 atau 6 tahun; periode ini kadang-kadang disebut juga tahun-tahun prasekolah”preschool years”. Selama masa ini, anak belajar untuk mejadi lebih mandiri dan memerhatikan dirinya.Mereka mengembangkan kesiapan sekolah (seperti mengikutiperintah, dan mengenal huruf) dan menghabiskan banyak waktnya untuk bermain dengan teman sebayanya.[4]
4)   Periode Pertengahan dan Akhir Anak
Periode ini adalah masa perkembangan yang terentang dari usia sekitar 6 hingga 10 atau 11 tahun. Masa ini sering juga disebut tahun-tahun sekolah dasar. Anak pada masa ini sudah menguasai keterampilan dasar membaca, menulis, dan matematik (istilah populernya CALISTUNG : baca, tulis, dan hitung). Yang menjadi tema sentral periode ini adalah prestasi (achievement) dan perkembangan pengendalian diri (self-control).[5]
5)   Periode Remaja
Periode remaja adalah masa transisi antara masa anak dengan masa dewasa,terentang dari usia sekitar 12/13 tahun sampai usia 19/20 tahun, yang ditandai dengan perubahan dalam aspek biologis, kognitif, dan sosioemosional. Yang menjadi tugas kunci remaja adalah persiapan menghadapi masa dewasa.
6)   Periode Dewasa
Periode ini terdiri atas tiga masa, yaitu awal, pertengahan, dan akhir dewasa. Masa awal dewasa dimulai dari usia sekitar 20 tahun hingga 30/35 tahunan. Masa ini merupakan saatnya individu membangun independensi (kemandirian) pribadi dan ekonomi, serta peningkatan perkembangan karier. Masa pertengahan dewasa dimulai sekitar usia 35 hingga 45 tahun, dan berakhir pada usia 55 dan 65 tahun. Periode ini merupakan saat peningkatan minat untuk menanamkan nilai-nilai ke generasi berikutnya, mengingkatkan refleksi tentang makna kehidupan, dan meningkatkan perhatian terhadap tubuhnya sendiri. Sementara akhir dewasa adalah rentang dari usia 60 atau 70 sampai mati. Periode ini merupakan saat penyesuaian diri terhadap melemahnya kekuatan dan kesehatan fisik, masa pensiun, dan berkurangnya penghasilan.

b.   Hereditas (Turunan)
Hereditas adalah pewarisan watak dari induk ke keturunannya baik secara biologis  melalui gen atau secara sosial melalui pewarisan gelar, atau status sosial   sudah terlihat jelas oleh manusia-manusia sejak dahulu bahwa keturuna menyerupai induknya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,    Hereditas adalah penurunan sifat genetik dari orang tua ke anak. Setiap individu yang lahir ke dunia dengan suatu hereditas tertentu. Hereditas dapat diartikan sebagai pewarisan atau pemindahan biologis karakteristik individu dari pihak orang tuanya.Pewarisan ini terjadi melalui proses genetis.
Hereditas memiliki peranan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak.Ia lahir ke dunia ini membawa berbagai ragam warisan yang berasal dari ibu bapaknya atau nenek dan kakeknya. Warisan (keturunan atau pembawaan) tersebut yang terpenting antara lain: bentuk tubuh, raut muka, warna kulit, inteligensi, bakat, sifat-sifat atau watak dan penyakit.[6]
Hal ini sesuai dengan hukum Mendel , yang dicetuskan Grege Mendel (1857) setelah mengadakan percobaan mengawinkan berbagai macam tanaman dikebunnya, antara lain sebagai berikut :
1)   Apabila bunga ros merah dikawinkan dengan putih , hasilnya bunga ros menjadi berwarna merah jambu.
2)   Apabila turunan tersebut ( berwarna merah jambu) dikawinkan pada sesama ( sama – sama berwarna merah jambu maka  hasilnya adalah :
-       50 % berwarna merah jambu
-       25 % berwarna merah
-       25 % berwarna putih
Hukum diatas diyakini berlaku juga untuk manusia. Angka persentase  tersebut mengandung arti warisan yang diterima anak tidak selamanya berasal dari kedua orang tuanya , tetapi dapat juga dari nenek atau kakeknya . Misalnya seorang anak memiliki sifat pemarah .Itu tidak dimiliki oleh ibu – bapaknya tetapi kakeknya. Selain itu ada beberapa aspek yang berhubungan dengan hereditas yaitu berupa :
1)       Bentuk Tubuh dan Warna Kulit
Salah satu warisan yang dibawa oleh anak sejak lahir adalah mengenai bentuk tubuh dan warna kulit. Misalnya anak-anak yang memiliki bentuk tubuh gemuk seperti ibunya, wajah seperti ayahnya, rambut keriting  dan warna kulit putih seperti ibunya.
Cukup besar pengaruh keturunan(pembawaan) terhadap pertumbuhan jasmani anak. Bagaimanapun tingginya teknologi untuk mengubah  bentuk dan warna kulit seseorang, namun faktor keturunan tidak dapat diabaikan begitu saja.
2)             Sifat-Sifat
Sifat-sifat yang dimiliki oleh seseorang adalah salah satu aspek yang diwarisi dari ibu, ayah, atau nenek dan kakek. Bermacam-macam sifat yang dimiliki manusia, misalnya: penyabar, pemaraha, kikir, pemboros, hemat, dan sebagainya.Sifat atau tabiat berbeda dengan kebiasaan. Sifat sangat sukar diubah, sedangkan kebiasaan dapat diubah setiap saat bila dikehendaki dengan sungguh-sungguh. Kebiasaan minum-minuman keras, mabuk, main judi, mencuri, dan sebagainya bisa dkiubah dan dibuang dari diri seseorang. Demikian pula dengan kebiasaan merokok, lambat bangun pagi, tidur siang, malas, dan sebgaainya. Semuanya dapat diubah dan ditukar dengan kebiasaan yang baik, seperti rajin, lincah, cepat bangun, jujur, suka menolong  dan lain sebagainya.
  Untuk mengetahui sifat atau watak anak secara tepat dapat dilakukan dengan melakukan tes kepribadian. Namun, informasi yang diperoleh dari orang tua tentang sifat anak-anaknya merupakan bantuan yang sangat baik bagi guru. Mengetahui sifat atau watak anak mendalam, akan membantu guru untuk mendidiknya. Misalnya anak yang penakut perlu dibangkitkan semangatnya agar menjadi berni mengemukakah pendapatnya. Demikian pula dengan anak yang merasa mindernya, perlu dibangkitkan rasa harga dirinya agar jiwanya tidak semakin tertekan.
  Misalnya sifat keras kepala sudah dapat dilihat sewaktu anak masih berumur kurang dari satu tahun , sedangkan sifat pemarah biasanya baru bisa dilihat atau diketahui setelah anak lancer berbicara, yaitu sekitar umur 5 tahun.

3)       Inteligensi
Inteligensi berasal dari bahasa Latin yaitu intelligentia yang berarti kekuatan akal manusia.Terdapat beragam definisi inteligensi yang seringkali mengartikannya sebagai kecerdasan, kepandaian, ataupun kemampuan untuk memecahkan problem yang dihadapi.
Kecerdasan yang dimilki orang tua akan dapat menurun pada anak-anaknya. Meskipun anak-anak tersebut diasuh oleh orang tuanya sendiri maupun oleh orang lain, sifat kecerdasan orang tua akan tetap menurun. Pandangan ini dipengaruhi oleh pemikiran filsuf naturalis dari Perancis, J.J. Rousseau yang mengatakan bahwa anak cerdas dihasilkan dariorangtuayangcerdas(Stump,2000).
4)       Bakat ( Aptitude )
Bakat adalah kemampuan khusus yang menonjol diantara berbagai jenis yang dimiliki seseorang.Bakat menurut Chaplin, kemampuan potensial yang dimiliki oleh seseorang untuk mencapai keberhasilan di masa yang akan datang.[7]Bakat bukanlah merupakan satu – satunya faktor yang dibawa individu sewaktu dilahirkan , melainkan hanya merupakan salah satu faktor yang dibawa sewaktu dilahirkan . Bakat merupakan potensi yang berisi kemungkinan – kemungkinan untuk berkembang kesuatu arah . Bakat bukanlah sesuatu yang telah jadi, yang telah terbentuk pada waktu individu dilahirkan , tetapi baru merupakan potensi saja [8], Kemampuan khusus itu biasanya berbentuk ketrampilan atau sesuatu bidang ilmu. Agar potensi ini menjadi aktualisasi dibutuhkan kesempatan untuk dapat mengaktualisasikan bakat – bakat tersebut .
Karena itu kemungkinan ada bakat yang tidak dapat berkembang atau tidak dapat beraktualisasi karena kesempatan tidak atau kurang memungkinkan Untuk mengaktualisasikan bakat diperlukan lingkungan yang baik, yang mendukung , disinilah letak peranan linkungan dalam perkembangan individu. Karen itulah , langkah yang baik ialah member kesempatan untuk mengambangkan bakat dengan sebaik – baiknya.
5)       Penyakit atau Cacat Tubuh
Beberapa penyakit atau cacat tubuh ada yang berasal dari turunan, seperti penyakit kebutaan dan saraf. Penyakit yang dibawa sejak lahir akan mempengaruhi pertubuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak.[9]

2.        Faktor Eksogen (Eksternal)
Faktor luar yang mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup berasal dari faktor lingkungan. Beberapa faktor lingkungan yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup adalah sebagai berikut.
a.     Faktor Lingkungan
Lingkungan adalah keseluruhan fenomena (peristiwa, situasi, atau kondisi) fisik/alam atau social yang memengaruhi atau dipengaruhi perkembangan individu. Faktor lingkungan yang dibahas pada paparan berikut adalah lingkungan keluarga, sekolah, teman sebaya, dan media massa.
1)    Lingkungan Keluarga
Lingkungan keluarga dipandang sebagai faktor penentu utama terhadap perkembangan anak. Alasan tentang pentingnya peranan keluarga bagi perkembangan anak, adalah :
(a)  Keluarga merupakan kelompok social pertama yang menjadi pusat indentifikasi anak.
(b) Keluarga merupakan lingkungan pertama yang mengenalkan nilai – nilai kehiduupan kepada anak.
(c)  Orang tua dan anggota keluarga lainnya merupakan “significant people” bagi perkembangan kepribadiaan anak.
(d) Keluarga  sebagai  institusi  yang memfasilitas  kebutuhan  dasar  insane ( manusiawi), baik yang bersifat fisik-biologis, maupun sosiopsikologis.
(e)  Anak banyak menghabiskan waktunya di lingkungan keluarga.
Orang tua mempunyai peranan sangat penting bagi tumbuh-kembangnya anak sehingga menjadi seorang pribadi yang sehat, cerdas, terampil, mandiri, dan berakhlak mulia.Seiring dengan fase perkembangan anak, maka peran orang tua juga mengalami perubahan.
2)    Lingkungan Sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang secara sistematis melaksanakan program bimbingan, pengajaran, dan atau pelatihan dalam rangka membantu para siswa agar mampu mengembangkan potensinya secara optimal, baik yang menyangkut aspek moral-spiritual, intelektual, emosional, social, maupun fisik-motoriknya.
Hurlock (1986:322) mengemukakan bahwa sekolah merupakan faktor penentu bagi perkembangan kepribadian anak, baik dalam cara berfikir, bersikap, maupun berperilaku. Sekolah berperan sebagai subtitusi keluarga dan guru berperan sebagai subtitusi orang tua.
Michael Russel (Sigelman & Shaffer, 1995:426) mengemukakan definisi sekolah yang efektif, yaitu yang mengembangkan prestasi akademik, keterampilan sosial, sopan santun, sikap positif terhadap belajar, absenteeism yang rendah, melatih keterampilan sebagai bekal bagi siswa untuk dapat bekerja.
3.      Kelompok Teman Sebaya (peer group)
Kelompok teman sebaya sebagai lingkungan social bagi anak mempunyai peranan cukup penting bagi perkembangan dirinya. Melalui kelompok teman sebaya, anak dapat memenuhi kebutuhannya untuk belajar berinteraksi social (berkomunikasi dan bekerja sama), belajar menyatakan pendapat  perasaan orang lain, belajar tentang norma-norma kelompok dan memperoleh pengakuan dan penerimaan sosial.
Pengaruh teman sebaya terhadap anak bisa positif atau negatif.Berpengaruh positif, apabila para anggota kelompok itu memiliki sikap dan perilakunya positif, atau berakhlak mulia.Sementara yang negative, apabila para anggota kelompoknya berperilaku menyimpang, kurang memiliki tatakrama dan berakhlak buruk.
Untuk mencegah terjadinya penyimpangan perilaku remaja, khususnya dalam kelompok teman sebaya, maka perlu diperhatikan hal sebagai beberapa hal berikut:
a.    Orang tua perlu menjalin hubungan yang harmonis antara mereka sendiri (suami-istri) dan mereka  dengan anak. Hal ini perlu, karena pada umumnya perilaku menyimpang anak disebabkan oleh keluarga yang tidak harmonis (broken home).
b.    Orang tua perlu mencurahkan kasih saying dan perhatian kepada anak. Dengan kasih sayang ini anak merasa betah dirumah, sehingga dia dapat mengurangi perhatiannya untuk bermain keluar.
c.      Orang tua berdiskusi dengan anak tentang cara memilih atau bergaul dengan teman.
d.     Orang tua harus menjadi suri tauladan dan menanamkan nilai – nilai akhlak mulia kepada anak, seperti persaudaraan, tolong menolong, dan semangat dalam belajar.
e.      Sekolah sebagai lingkungan keluarga setelah rumah, perlu diciptakan sebagai lingkungan belajar yang mengfasilitasi perkembangan siswa, baik aspek fisik, intelektual, emosi, social, maupun moral spiritual.
4.      Media Massa                                                                                                 
Salah satu media massa yang diwasa ini sangat menarik perhatian warga masyarakat khususnya anak – anak adalah televisi. Televisi sebagai media massa elektronik mempunyai misi untuk memberikan informasi, pendidikan, dan hiburan kepada pemirsanya. Dilihat dari sisi ini televisi dapat memberikan dampak positif bagi warga masyarakat (termasuk anak –    anak), karena melalui berbagai tayangan yang disajikannya mereka memperoleh:
a.    Berbagai informasi yang dapat memperluas wawasan pengetahuan tentang berbagai aspek kehidupan.
b.    Hiburan, baik berupa film maupun musik, dan
c.     Pendidikan baik yang bersifat umum maupun agama.
d.    Tayangan – tayangan televisi itu disamping memberikan dampak positif, juga telah memberikan dampak negative terhadap gaya hidup masyarakat terutama anak – anak.
Tayangan televisi yang berupa hiburan, baik film maupun musik banyak yang tidak cocok untuk ditonton oleh anak – anak. Santrock dan Yussen (Conny R. Semiawan, 1998-1999:139) mengemukakan saran – saran dari Dorothy dan Singer, tentang bagaimana membimbing anak dalam menonton televisi, sebagai berikut :
1)   Kembangkan kebiasaan menonton yang baik sejak awal kehidupan anak.
2)   Doronglah anak untuk menonton progam – progam khusus secara terencana, bukan menonton progam. Aktiflah bersama anak disaat menonton progam – progam yang terencana tersebut.
3)   Carilah progam – progam yang menonjolkan peran anak dalam kelomppok usianya.
4)   Menonton TV hendaknya tidak digunakan untuk mengganti kegiatan lain.
5)    Lakukan pembicaraan dengan anak tentang teema – tema yang sensiitif. Berilah mereka kesempatan untuk bertanya tentang progam tersebut.
6)    Seimbangkan antara aktifitas belajar dengan menonton televisi. Anak – anak dapat menindak lanjuti progam – progam televisi yang menarik.
7)   Bantulah anak dalam mengembangkan anak dalam menonton yang seimbang.
Perkembangan dipengaruhi oleh perubahan budaya. Hal ini disebabkan karena perkembangan individu dibentuk untuk menyesuaikan diri dengan standar-standar budaya dan segala hal yang ideal, maka perubahan-perubahan dalam standar tersebut akan mempengaruhi pola perkembangan.[10]




E.       Korelasi Pertumbuhan dan Perkembangan Manusia Pada Proses Belajar
Dalam proses pertumbuhan ke arah tercapainya kematangan/kedewasaan fisik dan mental psikologis, kematangan merupakan faktor penyebab, yang berarti kedewasaan fisik seorang anak sangat tergantung pada waktunya kapan ia matang (17 tahun ke atas), kematangan intelektual dan juga emosinya. Kematangan yang dimaksud adalah kematangan potensi fisik dan potensi psikologis yang telah dicapai dalam tahap pertumbuhan atau perkembangan.
Dalam hal ini belajar akan berfungsi sebagai penentu sebab terjadinya perkembangan. Tanpa melalui belajar, potensi mental psikologis anak tidak mungkin akan dapat dikembangkan. Dan perkembangan pribadi manusia itu merupakan hasil perpaduan unsur kematangan dan belajar.[11]
Adapun pengertian belajar yang dimaksud dalam kaitannya dengan proses perkembangan adalah perubahan yang terjadi melalui latihan atau usaha, dengan belajar itulah anak memiliki kemampuan, pengetahuan dan sebagainya.
Terdapat dua faktor, yakni fator eksternal dan faktor internal yang dapat mempengaruhi belajar siswa. Faktor-faktor ang berasala dari lua diri siswa (eksternal) berasal dari faktor lingkungan dan faktor instrumental; sdangkan faktor yang berasal dari dalam diri siswa (internal) adalah berupa faktor fisiologis dan faktor psikologis.
a.       Faktor-faktor lingkungan
Faktor lingkungan siswa ii dapat dibagi menjadi dua bagian:
·  Faktir lingkungan alam/non sosial mencakup keadaan suhu, kelembapan udara. Tempat, dll.
·  Faktor lingkungan sosial mencakup kehidupan dalam masyarakat.

b.      Faktor istrumental
Faktior instrumental ini terdiir dari sarana/prasarana belajar mengajar seperti gedung sekolah, media pelajaran, materi peljaran, dll.
c.       Faktor-faktor kondisi internal siswa
Terdiri dari dua bagian, yakni:
·  Faktor kondisi fisiologis mencakup kodisi kesehatan dan kebugaran fisik.
·  Faktor psikologis mencakup minat, bakat, intelegensi, motivasi, dan kemampuan-kemampuan kognitif seperti ingatan dan berpikir.[12]

F.        Manfaat Ilmu Psikologi dalam Proses Belajar Mengajar
Guru dalam menjalankan perannya sebagai pembimbing, pendidik dan pelatih bagi para peserta didiknya, tentunya dituntut memahami tentang berbagai aspek perilaku dirinya maupun perilaku orang-orang yang terkait dengan tugasnya,–terutama perilaku peserta didik dengan segala aspeknya–, sehingga dapat menjalankan tugas dan perannya secara efektif, yang pada gilirannya dapat memberikan kontribusi nyata bagi pencapaian tujuan pendidikan di sekolah.
Manfaat mempelajari ilmu psikologi bagi pendidik maupupun calon pendidik dapat dibagi menjadi dua aspek, yaitu:
1. Untuk Mempelajari Situasi dalam Proses Pembelajaran
Ilmu psikologi memberikan banyak kontribusi kepada guru dan calon guru untuk meningkatkan efisiensi proses pembelajaran pada kondisi yang berbeda-beda seperti di bawah ini:
a. Memahami Perbedaan Individu (Peserta Didik)
Seorang guru harus berhadapan dengan sekelompok siswa di dalam kelas dengan hati-hati, karena karakteristik masing-masing siswa berbeda-beda. Oleh karena itu sangat penting untuk memahami perbedaan karakteristik siswa tersebut pada berbagai tingkat pertumbuhan dan perkembangan guna menciptakan proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Ilmu psikologi dapat membantu guru dan calon guru dalam memahami perbedaan karakteristik siswa tersebut.
b. Penciptaan Iklim Belajar yang Kondusif di Dalam Kelas
Pemahaman yang baik tentang ruang kelas yang digunakan dalam proses pembelajaran sangat membantu guru untuk menyampaikan materi kepada siswa secara efektif. Iklim pembelajaran yang kondusif harus bisa diciptakan oleh guru sehingga proses belajar mengajar bisa berjalan efektif. Seorang guru harus mengetahui prinsip-prinsip yang tepat dalam proses belajar mengajar, pendekatan yang berbeda dalam mengajar untuk hasil proses belajar mengajar yang lebih baik. Ilmu psikologi berperan dalam membantu guru agar dapat menciptakan iklim sosio-emosional yang kondusif di dalam kelas, sehingga proses pembelajaran di dalam kelas bisa berjalan efektif.
c. Pemilihan Strategi dan Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran didasarkan pada karakteristik perkembangan siswa. Ilmu psikologi dapat membantu guru dalam menentukan strategi atau metode pembelajaran yang tepat dan sesuai, dan mampu mengaitkannya dengan karakteristik dan keunikan individu, jenis belajar dan gaya belajar dan tingkat perkembangan yang sedang dialami peserta didik.
d. Memberikan Bimbingan Kepada Peserta Didik
Seorang guru harus memainkan peran yang berbeda di sekolah, tidak hanya dalam pelaksanaan pembelajaran, tetapi juga berperan sebagai pembimbing bagi peserta didik. Bimbingan adalah jenis bantuan kepada siswa untuk memecahkan masalah yang mereka hadapi. Pengetahuan tentang pertumbuhan dan perkembangan memungkinkan guru untuk memberikan bimbingan pendidikan dan kejuruan yang diperlukan untuk siswa pada tingkat usia yang berbeda-beda.
e. Mengevaluasi Hasil Pembelajaran
Guru harus melakukan dua kegiatan penting di dalam kelas seperti mengajar dan mengevaluasi. Kegiatan evaluasi membantu dalam mengukur hasil belajar siswa. Ilmu psikologi dapat membantu guru dan calon guru dalam mengembangkan evaluasi pembelajaran siswa yang lebih adil, baik dalam teknis evaluasi, pemenuhan prinsip-prinsip evaluasi maupun menentukan hasil-hasil evaluasi.

2. Untuk Penerapan Prinsip-prinsip Belajar Mengajar
a. Menetapkan Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran mengacu pada perubahan perilaku yang dialami siswa setelah dilaksanakannya proses pembelajaran. Ilmu psikologi membantu guru dalam menentukan bentuk perubahan perilaku yang dikehendaki sebagai tujuan pembelajaran.
b. Penggunaan Media Pembelajaran
Pengetahuan tentang Ilmu psikologi diperlukan guru untuk merencanakan dengan tepat media pembelajaran yang akan digunakan. Misalnya penggunaan media audio-visual, sehingga dapat memberikan gambaran nyata kepada peserta didik.
c. Penyusunan Jadwal Pelajaran
Jadwal pelajaran harus disusun berdasarkan kondisi psikologi peserta didik. Misalnya mata pelajaran yang dianggap sulit bagi siswa seperti matematika ditempatkan di awal pelajaran, di mana kondisi siswa masih segar dan semangat dalam menerima materi pelajaran.[13]
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan Ilmu psikologi berperan dalam membantu guru untuk merencanakan, mengatur dan mengevaluasi kegiatan belajar mengajar di sekolah.
BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
1.      Pertumbuhan dapat diartikan sebagai suatu penambahan yang tampak dalam ukuran, bentuk, berat, dan proporsi tubuh serta bagian-bagiannya. Pertumbuhan (Growth) pertumbuhan secara Biologi merupakan perubahan ukuran organisme karena bertambahnya sel-sel dalam setiap tubuh organisme yang bisa diukur dengan alat ukur.[14]
2.      Perkembangan adalah perubahan-perubahan yang terjadi dan dialami organism atau individu menuju kedewasaannya yang berlangsung secara teratur menurut sistemnya, mengarah pada kemajuan dan berkesinambungan.
3.      Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan dapat dibedakan menjadi faktor dari dalam dan faktor dari luar tubuh. Faktor internal yaitu faktor-faktor yang dimiliki anak semenjak dilahirkan, implisit sifat-sifat keturunan (Heradity), sifat-sifat pembawaan (temperamen) dan soal bakat (talent).Sifat-sifat heredity (keturunan) yaitu segala sifat yang didapat anak (keturunan dari ayah atau ibu, orang tua biologis). Sedangkan faktor luar yang mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup berasal dari faktor lingkungan.
4.      Dalam proses pertumbuhan ke arah tercapainya kematangan/kedewasaan fisik dan mental psikologis, kematangan merupakan faktor penyebab. Kematangan yang dimaksud adalah kematangan potensi fisik dan potensi psikologis yang telah dicapai dalam tahap pertumbuhan atau perkembangan. Belajar akan berfungsi sebagai penentu sebab terjadinya perkembangan. Tanpa melalui belajar, potensi mental psikologis anak tidak mungkin akan dapat dikembangkan.
5.      Guru dalam menjalankan perannya sebagai pembimbing, pendidik dan pelatih bagi para peserta didiknya, tentunya dituntut memahami tentang berbagai aspek perilaku dirinya maupun perilaku orang-orang yang terkait dengan tugasnya. Secara keseluruhan Ilmu psikologi berperan dalam membantu guru untuk merencanakan, mengatur dan mengevaluasi kegiatan belajar mengajar di sekolah.

B.  Saran
Penulis sangat menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih belum sempurna. Penulis sangat membutuhkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, untuk kesempurnaan makalah ini, dengan meningkatkan wawasan dan pengetahuan kita tentang psikologi pertumbuhan dan perkembangan dalam kaitannya dengan proses belajar. Dengan pengetahuan tentang pertumbuhan dan perkembangan mahasiswa prodi PAI diharapkan dapat memilih metode dan strategi yang baik berkenaan dengan kebutuhan siswanya demi untuk tercapainya tujuan pendidikan yang diharapkan.


DAFTAR PUSTAKA
Abu Ahmadi. Psikologi Umum. 2009. Jakarta: Rineka Cipta
Desmita. Psikologi Perkembangan. 2013. Bandung : Remaja Rosdakarya
Hurlock. Elizabeth B. Development Psychology, 1980. Jakarta: Erlangga
M. Dalyono. Psikologi pendidikan. 1997. Jakarta: Rineka Cipta
Syah. Muhibbin. Psikologi Pendidikan. 2008. Bandung: Rosda Karya
Pirwanto. Ngalim. Psikologi Pendidikan. 1990. Bandung: Remaja Rosdakarya
Pratisti. Wiwien Dinar, Psikologi Anak Usia Dini. 2008. Jakarta: Indeks
Angga Yuli S, http://gayu_wordpress.com/2009/12/07/pengertian-pertumbuhan-dan-perkembangan/

http://shi-senhikari.blogspot.com/, Psikologi Pendidikan
http://www.pendidikanekonomi.com/ , Manfaat Mempelajari Psikologi Bagi Guru dan Calon Guru







[1] Angga Yuli S, http://gayu_wordpress.com/2009/12/07/pengertian-pertumbuhan-dan-perkembangan/
[2]Wiwien Dinar Pratisti, Psikologi Anak Usia Dini (Jakarta: Indeks, 2008), 1-2
[3]Enung Fatimah, Psikologi Perkembangan, (Bandung: Pustaka Setia, 2006) 11-12
[4] Desmita, Psikologi Perkembangan , (Bandung : Remaja Rosdakarya , 2013 ) 127
[5] Ibid, hlm 153
[6]M. Dalyono, Psikologi pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, cet I, 1997), 120

[7]Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, ( Rosda Karya, Bandung, 2008), 135
[8]Ahmadi Abu, Psikologi Umum, (Jakarta: Rineka Cipta, cet IV, 2009), 193 - 194
[9]Op cit ,hlm 129
[10]Elizabeth B. Hurlock, Development Psychology, (Jakarta, Erlangga: 1980),8
[11] Ngalim Pirwanto, Psikologi Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya,1990),23
[13] http://www.pendidikanekonomi.com/ ,Manfaat Mempelajari Psikologi Bagi Guru dan Calon Guru
[14] Angga Yuli S, http://gayu_wordpress.com/2009/12/07/pengertian-pertumbuhan-dan-perkembangan/

Postingan populer dari blog ini

HUKUM PERNIKAHAN LINTAS AGAMA

Makna Hadis tentang "Setiap Anak Terlahir Dalam Keadaan Fitrah"

BERBAGI PERAN