SUDAH, DIMAAFKAN SAJA.
Tidak bisa dipungkiri memaafkan orang lain yang telah berbuat kesalahan kepada kita memang sesuatu yang tidak mudah, apalagi jika seseorang itu sudah membuat membuat kita kecewa, sakit hati, bahkan kepercayaan yang kita berikan kepada orang tersebut tak jarang menjadi berkurang.
Dalam Islam, memaafkan orang lain merupakan perilaku yang mulia. Kesulitan memaafkan orang lain sebanding dengan besarnya pahala yang Allah janjikan, karena Allah Maha Pemaaf, maka Allah sangat menyukai manusia yang memiliki sifat pemaaf. Allah juga memberikan dan menambah kemuliaan bagi siapa saja yang mempunyai sifat pemaaf.
Hal tersebut dipertegas Allah dalam firman-Nya. Q.S Al-Syura ayat 40 :
“Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, maka barang siapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya atas (tanggungan) Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai oran-orang yang zalim “
Ayat itu menerangkan bahwa melakukan kebaikan, itu hal yang lebih utama dari pada membalas sebuah kejahatan dengan kejahatan yang serupa. Sifat pemaaf juga dimiliki oleh teladan umat Islam, Rasulullah Shalallahu’alaihi wassalam. Beliau sangat mengajarkan kepada umatnya untuk tetap berbuat baik kepada orang yang sudah melakukan kejahatan kepada kita.
Bahkan Istri Rasulullah Aisyah RA pun menjadi saksi, mengenai watak pribadi Rasulullah, ia pun menjelaskan :
“Adalah Rasulullah SAW, orang yang paling bagus akhlaknya : beliau tidak pernah kasar, berbuat keji, berteriak-teriak dipasar dan membalas kejahatan dengan kejahatan. Malah beliau pemaaf dan mendamaikan” (HR.Ibnu Hibban)
Memang kita tidak mampu sesempurna Rasulullah, tapi minimal kita berusaha untuk meniru beliau. Meski susah, memaafkan orang lain justru akan berdampak baik bagi kesehatan kita, karena bisa membuat pikiran tetap positif. Jika kita terus memupuk rasa dendam dan kebencian atas kesalahan orang lain, maka hidup kita menjadi tidak tenang. Dipenuhi oleh amarah yang tidak kunjung berakhir, justru akan merugikan diri kita sendiri.
Padahal, tak jarang seseorang yang telah melakukan kesalahan tersebut justru bersikap cuek. Tak peduli dengan sikap dirinya yang sudah merugikan orang, alhasil kita sendiri yang akan merasa capek, oleh rasa dendam yang kita tanam sendiri.
Berawal dari penyakit hati, justru nanti akan berdampak pada kesehatan fisik juga. Dengan demikian, memaafkan kesalahan orang lain tak hanya bermanfaat bagi kesehatan jiwa, namun juga bisa menjadi penambah amalan yang menghantarkan kita kesurganNya.
Bisa jadi, perasaan syukur yang kita hadirkan dalam kehidupan bisa membantu kita untuk menyembuhkan penyakit hati, dan menumbuhkan sifat pemaaf yang begitu besar.
Wallahualam Bissawab.
238_AMALIAUTAMI @IG : amalia22._
Tulisan keduabelas Nulisyuk Batch 57
Senin, 28 September 2020
Komentar
Posting Komentar