PENASEHAT TERBAIK
........
Dalam hidup, kala masalah mendera, kerumitan urusan dunia silir
berganti. Lelah, emosi, kecewa, sedih, semua berbaur menjadi satu. Seolah
menjadi titik puncak keadaan diri paling rapuh. Namun, apalah arti semua urusan yang
melelahkan itu, jika hakikat dunia adalah fana. Ia hanya fatamorgana yang
tampak indah dari kejauhan, dan semakin kau kejar semakin jauh ia meninggalkanmu.
Coba kita ingat-ingat sabda Rasulullah, “Perbanyaklah mengingat
pemutus kelezatan (HR. Turmudzi) Setidaknya
kita bisa merenungkan sabda Rasulullah tersebut. Bahwa kenikmatan yang selama
ini kita kejar-kejar didunia, mati-matian kita usahakan, hanyalah kenikmatan
semu. Kita dianjurkan untuk memingat-ngingat pemutus kelezatan itu dengan
mengingat kematian.
Tak pandang usia, tak pandan jabatan, tak pandan gelar pendidikan.
Semua orang pasti akan mengalami kematian. Sejauh apapun kita akan berlari,
bahkan berlindung dibalik dinding yang kokoh sekalipun, kematian akan selalu
bisa datang dan menjumpai kita.
Barangkali kita bisa melihat orang-orang disekeliling kita, sanak
saudara, teman, yang kemarin hari masih sehat bugar, tiba-tiba keesokan harinya
sudah diambil oleh yang kuasa. Sungguh kematian membuat kita tersadar, bahwa
semua yang kita miliki saat ini adalah benar-benar titipan dari Allah. Badan
ini, kesehatan, harta, anak, istri, suami dan semuanya yang telah Allah
anugrahkan, tak bisa benar-benar kita bahwa saat meninggal dunia.
Sehingga kita, setidaknya mampu benar-benar memanfaatkan setiap
kesehatan dan segala kenikmatan yang allah berikan saat ini, untuk menambah
amal sholeh kita. Bahkan saat kita sedang melakukn sholat, kita dianjurkan
untuk mengingat kematian, agar sholat kita benar-benar kusyuk. Seperti sabda Rasulullah SAW. Bahwa
“Ingatlah kematian dalam
sholatmu karena jika seseorang mengingat mati dalam shalatnya, maka ia akan
memperbagus shalatnya. Shalatlah seperti shalat orang yang tidak menyangka
bahwa ia masih punya kesempatan melakukan shalat yang lainnya. Hati-hatilah
dengan perkara yang kelak malah engkau meminta udzur (meralatnya) (karena tidak
bisa memenuhinya).” (HR. Ad Dailami dalam musnad Al Firdaus. Hadits ini
hasan sebagaimana kata Syaikh Al Albani)
Setidaknya mengingat
kematian, akan bisa melembutkan hati kita. Melunakkan sikap sombong yang sudah
mengakar dalam dada. Setidaknya kita mampu merenungkan bahwa tidak ada yang
layak kita sombongkan, karena hakikat semua yang kita miliki hanyalah bersifat
fana. Hanya amal yang benar-benar kita jadikan teman, untuk menghadap pada
Allah SWT.
T.
238_AMALIAUTAMI @IG : amalia22._
Tulisan kesembilan pembelajar Nulisyuk Batch 57
Jumat, 25 September 2020
Komentar
Posting Komentar